Setiap gerakan besar dimulai dari inisiatif berbuat baik.

Hal tersebut yang mendorong Indira untuk bergabung menjadi salah satu relawan dalam stan Taman Bacaan Pelangi (TBP) di Festival Literasi Jakarta yang diadakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi DKI Jakarta pada 14-19 Oktober 2025 lalu. Ia hadir menyapa anak-anak, menjaga stan, dan ikut menebarkan semangat membaca. Mari dengar kisah dan motivasinya.

Indira (tengah) sedang mendengarkan seorang pengunjung membaca nyaring bersama Lulu, rekan sesama relawan

Apa yang membuat kamu tertarik menjadi relawan Taman Bacaan Pelangi?

Saya tertarik untuk melakukan kegiatan volunteer dengan Taman Bacaan Pelangi karena saya sangat senang melakukan kegiatan volunteer, terutama yang berkaitan dengan literasi dan berinteraksi dengan anak-anak. Selain itu, menurut saya membaca adalah pondasi penting untuk membuka dan menambah wawasan anak-anak. Sehingga, saya ingin ikut berkontribusi dalam hal tersebut meskipun melalui cara sederhana, seperti menjaga booth TBP dan berinteraksi dengan anak-anak di acara Festival Literasi Jakarta 2025.

Kegiatan kerelawanan apa yang pernah kamu ikuti sebelumnya?

Saya sudah beberapa kali melakukan kegiatan volunteer di berbagai organisasi, yayasan, dan komunitas, baik di dalam maupun luar negeri. Kebanyakan kegiatannya berfokus pada mengajar dan kegiatan sosial di panti asuhan. Beberapa daerahnya meliputi Jakarta, Bandung, Jogja, Semarang, bahkan juga di Malaysia dan Thailand. Kegiatan-kegiatan tersebut selalu memberi saya pelajaran baru, bukan hanya mengenai ilmu, namun juga tentang empati dan cara melihat dunia dari berbagai sudut pandang. Untuk saya, menjadi seorang volunteer bukan hanya soal membantu, namun juga kesempatan untuk tumbuh bersama dan menyebarkan kebahagiaan walau hanya lewat hal-hal kecil.

Stan Taman Bacaan Pelangi dalam Festival Literasi Jakarta 2025

Apakah ada hal yang berkesan saat menjadi relawan TBP?

Walaupun saya hanya sempat ikut tiga hari dari kegiatan yang berlangsung seminggu penuh, setiap harinya selalu ada pengalaman baru, lucu dan pastinya tidak terlupakan.

Bayangkan saja, setiap harinya, saya berangkat naik Gojek ke Taman Ismail Marzuki dan butuh waktu sekitar tiga jam perjalanan. Itu pun di siang bolong, panasnya luar biasa! Namun entah kenapa semangat saya tidak luntur sama sekali.

Walau di hari pertama pengunjungnya hanya dua orang, dua hari berikutnya, pengunjung membludak! Business is booming! Sampai-sampai merchandise yang disiapkan untuk seminggu malah habis dalam sehari.

Dan di tengah panas dan teriknya siang, Kak Devi selalu siap sedia dengan kopi-kopi kekinian! Jadi hati tetap senang dan tenggorokan tetap fresh biar bisa lanjut interaksi heboh dengan pengunjung.

Yang paling berkesan buat saya, bukan hanya keramaiannya, tetapi interaksi dengan pengunjung yang ingin tahu lebih banyak tentang TBP. Banyak yang tertarik dengan programnya dan membawa pulang brosur. Rasanya senang bisa jadi bagian kecil dari upaya menyebarkan semangat literasi.

Indira bersama para relawan lainnya dan tim Taman Bacaan Pelangi

Apa harapan kamu untuk TBP ke depannya?

Harapan saya untuk Taman Bacaan Pelangi, semoga terus sukses dan semakin luas menjangkau anak-anak di seluruh Indonesia. TBP punya misi yang sangat mulia dalam meningkatkan kebiasaan membaca anak, dan saya berharap semakin banyak pihak, baik pemerintah maupun swasta, yang mau ikut mendukung, misalnya dengan menyumbang buku atau bekerja sama dalam program literasi bersama TBP. Semoga TBP bisa terus menjadi tempat yang menyalakan semangat membaca dan membawa dampak positif bagi generasi muda Indonesia. Taman Bacaan Pelangi. Jaya jaya jaya!