Tujuan utama pendirian Taman Bacaan Pelangi adalah untuk menumbuhkan kebiasaan membaca, yakni ketika anak- anak mau membaca, sering membaca, dan menikmati membaca baik di rumah maupun di Sekolah. Karena saat anak sudah mencintai buku, maka dengan sendirinya anak akan rajin membaca dan mencari sumber bacaan. Tetapi, tentu ini adalah hasil jangka panjang yang hasilnya akan terlihat dalam beberapa tahun ke depan, sehingga perlu kesadaran dan dukungan semua pihak untuk mewujudkan tujuan tersebut. Dan lingkungan utama yang paling berpengaruh adalah keluarga, dimana orang tua yang memegang peranan penting di sini.

Orang tua juga perlu menyadari keberadaan Taman Bacaan Pelangi di sekolah tempat anak mereka belajar, tidak hanya dari penampakan fisik, tetapi juga program- program yang ada di dalamnya.Orang tua perlu memahami secara utuh.

Khusus untuk orang tua/ Wali murid kelas 1, ada pengenalan bagaimana cara membaca lantang.Harapannya, cara membaca ini bisa diterapkan di rumah saat orang tua mendampingi anak membaca di rumah.

Program Parents Orientation dan Parents Engagement ini ajakan kerja sama dari Taman Bacaan Pelangi dan sekolah kepada orang tua untuk mendukung anak menumbuhkan kebiasaan membaca, karena tidak dipungkiri bahwa sebagian besar waktu anak adalah di rumah bersama orang tua.

Program ini disambut cukup antusias oleh orang tua, dan ber terima kasih atas kegiatan ini. Dimana orang tua juga bisa memberikan usulan demi berjalannya perpustakaan ramah anak yang lebih efektif. Seperti yang disampaikan oleh salah satu orang tua murid di Bina watu

“Terima kasih banyak, kami sangat mengapresiasi kegiatan ini. Padahal Bapak/Ibu (Staff TBP) tidak punya kepentingan di sini, tidak punya keluarga di sekolah ini, bahkan tidak punya anak yang ber sekolah di sini, tetapi Bapak/Ibu mau membantu kami di Binawatu, maka tentu kami sebagai Orang Tua harusnya lebih perhatian lagi terhadap perpustakaan ini, karena ini demi anak- anak kami yang ber sekolah di sini”

Beberapa orang tua juga memberikan usulan yang cukup kreatif, seperti yang dikemukakan oleh orang tua di SDN Lokory, yakni bahwa perlu ada sesuatu yang digunakan untuk memastikan bahwa anak benar- benar membaca buku yang dipinjam di rumah. Dan disepakatilah adanya buku penghubung yang diberikan kepada siswa saat meminjam buku. Buku penghubung ini akan di tanda tangani oleh orang tua saat anak sudah selesai membaca buku, dan juga memberikan catatan untuk di follow up oleh Guru.

Di SDK Kalelapa, orang tua meminta apakah boleh berkunjung saat ada jam kunjung perpustakaan,untuk melihat langsung praktek kegiatan membaca yang dilakukan oleh guru bersama siswa di dalam perpustakaan. Dan tentu ini sangat kami apresiasi dan dengan senang hati jika orang tua mau hadir saat jam kunjung.

Pada akhirnya kegiatan ini memberikan kami banyak masukan dari orang tua, yang harapannya kegiatan ini mampu menimbulkan rasa tanggung jawab dari orang tua untuk memelihara keberlanjutan Perpustakaan Ramah Anak ini.

Semoga setelah kegiatan ini, orang tua benar- benar bisa mengontrol anak di rumah, agar tetap bisa membaca buku dan membawa buku dari perpustakaan untuk dipinjam. Dan orang tua pun mampu mendampingi anak membaca di rumah. Saat anak sudah memiliki kebiasaan membaca, maka dengan sendirinya anak akan bisa membangun dan mencari pengetahuannya sendiri dari buku- buku yang mereka Baca. Maka, tidak mustahil lah slogan yang sering digaung- gaungkan di sumba, yakni “Hari ini saya membaca, besok saya pimpin Sumba”. Tidak hanya pimpin sumba, tetapi bisa juga menjadi “Hari ini saya membaca, besok saya pimpin dunia.