Suasana di SDN 76 Buton tampak berbeda pada 24 April 2025 lalu. Anak-anak berkumpul dengan wajah antusias, menyambut peresmian Perpustakaan Ramah Anak, yang kebetulan berdekatan dengan peringatan Hari Buku Sedunia pada 23 April. Dengan semangat yang menggebu, mereka menyaksikan hitungan mundur: “Tiga… dua… satu…” dan pita pun dipotong, tanda resmi bahwa perpustakaan baru mereka telah dibuka.

Keceriaan anak-anak saat itu sungguh memancar. Mereka tak sabar memasuki perpustakaan, membolak-balik halaman buku, dan merasakan pengalaman membaca di ruang yang kini lebih nyaman dan menyenangkan.
Acara peresmian ini turut dihadiri oleh Camat Lasalimu, perwakilan dari Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Sulawesi Tenggara, perangkat desa, para guru, kepala sekolah, orang tua siswa, manajer dari Taman Bacaan Pelangi, serta perwakilan donor, tim Givaudan dari dalam dan luar negeri.
Dalam sambutannya, Che Ping Lee, perwakilan dari Givaudan, berbagi cerita inspiratif tentang pentingnya peran keluarga dalam menumbuhkan minat baca anak. Ia menekankan, “Kami berharap perpustakaan ini tidak hanya ada, tapi juga dimanfaatkan secara efektif. Orang tua memegang peranan besar. Saya sendiri membacakan buku untuk kedua anak saya sejak mereka berusia tiga tahun. Kini mereka telah dewasa dan menjadi pembaca yang hebat.”

Sementara itu, Ibu Erni Mekuo, Kasubag BPMP Sultra, menyampaikan pentingnya perpustakaan ini dalam konteks pendidikan lokal. “Berdasarkan rapor pendidikan nasional, tingkat literasi anak-anak di Buton masih tergolong rendah. Perpustakaan ramah anak ini menjadi langkah awal yang sangat tepat. Anak-anak perlu memperkuat literasi dasarnya sebelum diajarkan keterampilan digital seperti coding,” ujarnya.

Perpustakaan ini bukan hanya tentang buku. Ia adalah simbol harapan, ruang aman, dan upaya bersama dalam menjamin hak anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak, menyenangkan, dan membebaskan.
