Mentari bersinar sedikit terik hari ini, angin berhembus malu – malu diantara nyiur, menembus langkah – langkah kecil kerumunan anak menuju bangunan bercat warna warni indah di sudut sekolah, ya itulah Perpustakaan Sekolah Ramah Anak di SDI Marapokot.

Perpustakaan ini kini ramai dikunjungi anak – anak. Mereka terlihat senang sekali, ada yang  berjalan diantara rak buku dan memilih buku, ada yang membaca buku, ada yang meminjam atau mengembalikan buku, ada juga yang melihat hasil karya mereka dipajang di perpustakaan sambil berlindung dari panasnya siang ini. Di antara mereka terlihat ada yang sibuk menuliskan daftar buku  pinjam dengan teliti. Seringai senyum merekah di iringi suara “Jangan lupa selepas tiga hari kasih pulang itu buku e!” pintanya pada salah seorang anak. Dialah  Crispianus Jata, Pustakawan SDI Marapokot.

Foto tampak luar perpustakaan ramah anak di SDI Marapokot

“Perpustakaan adalah jantung nadi sekolah, karena tersedia beragam buku bacaan berkualitas disini, bagus untuk siswa, mereka bisa dapat banyak asupan informasi melalui buku. Seperti jantung yang menyalurkan darah ke seluruh tubuh, perpustakaan juga menyalurkan cakrawala pengetahuan untuk peningkatan literasi dan numerasi mereka” tuturnya. Beliau menambahkan betapa beruntungnya anak anak di SDI Marapokot sekarang memiliki perpustakaan ramah anak dan bisa mengakses buku bacaan berkualitas, beliau juga berandai andai jika dimasanya sekolah dulu perpustakaan sudah seperti sekarang pasti senang sekali karna bisa menopang hobi membacanya.

Pak Ito, begitu sapaan akrabnya, mulai menekuni profesinya sebagai pustakawan di SDI Marapokot dari tahun 2019. Pada saat itu belum datang Taman Bacaan Pelangi ke SDI Marapokot. Awal menjadi pustakawan, beliau mencari referensi untuk membuat perpustakaan yang menarik melalui kanal youtube dan menemukan Perpustakaan Ramah Anak di kanal youtube Taman Bacaan Pelangi. Barulah beliau mengetahui ada Taman Bacaan Pelangi dan konsep perpustakaan ramah anak dan mencoba mencontoh serta menerapkan apa yang dilihat ke perpustakaan di SDI Marapokot. Beliau menjenjangkan buku dengan firasat bahwa buku yang banyak tulisan dan buku pelajaran berarti berada di jenjang tinggi sedangkan buku dengan banyak gambar dan cerita berada di jenjang rendah. Meletakkan label jenjang tiap rak buku dari triplek sesuai 6 jenjang buku. Buku ditempel label jenjang (kumbang, burung, ikan, rusa, singa dan gajah) dari gambar yang diunduh dari internet dan diprint.  Beliau juga mencoba memajang buku sesuai video bagaimana buku dipajang. Beliau mulai menghias dinding dengan gambar manual , menghias dengan gambar anak sekolah dari contoh di internet atau buku pelajaran. Beliau juga memajang karya siswa di perpustakaan. “Siswa senang melihat apa yang saya buat dan karya mereka terpampang diperpustakaan” ucapnya.

Pak Ito saat mendampingi anak-anak membaca di Perpustakaan saat jam kunjung bebas.

Gayung bersambut dengan datangnya kembali Taman Bacaan Pelangi pada Desember 2021 ke Kabupaten Nagekeo dengan program perpustakaan ramah anak. ”Puji Tuhan, SDI Marapokot termasuk dalam 10 sekolah yang terpilih melalui beberapa tahapan seleksi. Saya senang sekali, sekolah kami diberi kesempatan untuk menjadi mitra Perpustakaan Ramah Anak di Nagekeo. Kami bisa belajar langsung dari sumbernya. Kalau dari video saya tahunya samar-samar, modal insting dan feeling saja, sekarang langsung dilatih dan didampingi langsung, betapa bersyukurnya saya” tutur alumnus SDI Marapokot itu.

Kondisi awal perpustakaan di SDI Marapokot sebelum bekerja sama dengan TBP

Melalui beberapa pelatihan daring dan luring, beliau selalu hadir dahulu dan mencatat setiap detil pelatihan. Beliau menyampaikan banyak ilmu yang diperoleh dari pelatihan, mulai dari manajemen perpustakan hingga kegiatan rutin perpustakaan. “Awalnya, dulu, administrasi buku perpustakaan satu buku untuk setiap kegiatan baik daftar induk buku masuk, kegiatan kunjung atau peminjaman. Sekarang semuanya dipisah, Tiap kelas ada buku peminjaman, ada buku induk khusus, ada buku tamu tersendiri dan ada buku kegiatan rutin perpustakaan sesuai jam kunjung.”

Pada awal di buka siswa belum diperbolehkan meminjam buku sampai mereka diajarkan dan paham tentang peraturan perpustakaan dan cara merawat buku, sehingga Pak Ito membuka jam kunjung sore untuk mewadahi antusias anak – anak dalam membaca buku. Selepas jam sekolah hingga pukul 16.00 WITA perpustakaan selalu terbuka untuk anak – anak. Beliau juga membimbing cara merawat dan membalik buku yang benar sekaligus mendampingi anak membaca.

Kondisi perpustakaan di SDI Marapokot setelah bekerja sama dengan TBP

Pak Ito sangat antusias dengan program perpustakaan ramah anak di sekolahnya, beliau mengajak komite dan masyarakat untuk bersama sama merenovasi perpustakaan. “ Saya ajak bapak– bapak, ibu – ibu bantu sekolah gotong royong, saya ikut aduk semen, saya ikut mengecat, saya ikut mengaci dinding, saya ikut memperbaiki atap dan plafon, apa yang saya bisa saya lakukan, saya ingin perpustakaan ini kelak jadi wadah menyenangkan untuk anak, jadi jantung nadinya sekolah” ucap beliau. Dan renovasi pun selesai, perpustakaan terlihat megah dan cantik setelah dipoles sedemikian rupa, buku – buku tertata rapi di rak, ruangan dihias cat berwarna warni dan menarik, indah sekali. Perpustakaan SDI Marapokot resmi menjadi Perpustakaan Ramah Anak ke- 144 Taman Bacaan Pelangi pada 1 April 2022.