SDK Gero adalah sekolah yang menjadi mitra Taman Bacaan Pelangi di fase kedua tahun 2023. Sebelumnya, sekolah ini sempat gagal menjadi mitra di tahun 2022 karena kondisi perpustakaan yang mengalami kerusakan berat dan membutuhkan biaya besar. Kondisi bangunan perpustakaan menunjukkan tak ada plafon, tak ada keramik, tembok dasar, dan belum pengecatan sama sekali. Pihak sekolah pun masih ragu-ragu karena saat itu kepala sekolah masih baru. Namun, saat kami memberi kesempatan kedua di tahun 2023, SDK Gero menyatakan siap menjadi mitra dengan dukungan dari Kepala Desa Nggerodhere. Kepala desa yaitu bapak Willem memiliki impian. “Saya tidak ingin sekolah di desa ini ketinggalan karena dua sekolah tetangga yaitu Dhereisa dan Watugase sudah menjadi mitra Taman Bacaan Pelangi. Kita harus mengupayakan dana.” Mereka pun semangat menyambut bantuan dan berusaha mencari solusi.

Setelah pertemuan seleksi tersebut dan dinyatakan lolos kemudian sekolah menindaklanjuti penandatanganan MOU. Kepala sekolah bapak Victorius mengajak kepala desa, ketua komite, kepala dusun, dan ketua RT untuk rapat. Sebelum rapat, pendamping Taman Bacaan Pelangi mencoba memberi pertimbangan pilihan jika biaya terlalu besar, maka dapat mencari ruangan yang kosong untuk dijadikan perpustakaan. “Kita sudah memutuskan kita sepakat menerima bantuan ini. Mana yang dipilih tetap di bangunan perpustakaan lama tapi konsekuensinya kita akan mencari dana yang besar, namun enaknya kita tidak perlu pindah. Sedangkan jika di ruang guru, memang lebih murah, namun bisa jadi kita akan pindah lagi.” Ucap kepala sekolah Victorius menyakinkan peserta rapat.

Dalam rapat perdana ini, belum dipastikan apakah renovasi perpustakaan yang berat atau memilih pindah ke ruang guru. Peserta rapat masih ragu-ragu. Pendamping Taman Bacaan Pelangi bertemu dengan kepala desa untuk memberi pertimbangan timeline agar keputusan renovasi dan memilih ruangan dapat diambil oleh peserta rapat. Rapat kedua menyatakan untuk tetap merenovasi perpustakaan yang berat itu, meski konsekuensinya dananya akan besar sekali, karena memang secara aturan, bangunan tersebut diperuntukkan untuk perpustakaan. Pendamping Taman Bacaan Pelangi mengingatkan timeline kepada semua pihak terkait seperti kepala sekolah, guru, tukang, dan warga desa untuk mencari strategi terbaik agar tepat waktu.

Rapat ketiga, kepala desa berunding dengan kepala sekolah untuk mencari jalan keluar mencari dana. Keputusannya adalah menggerakkan dua ratus tujuh puluh tujuh (277) kepala keluarga di 4 dusun dengan 13 RT. Masing-masing kepala keluarga menyumbang Rp.100.000 dengan dua tahap,pertama Rp.50.000,-, kedua Rp.50.000,-.Total dana yang masuk sekitar 27 juta. Kepala desa yaitu pak Willem akan menggerakkan kepala dusun untuk menagih setiap hari Rabu dan Sabtu. “Ini penting untuk generasi selanjutnya. Jadi, kita perlu menagih uang secepatnya agar renovasi perpustakaan dapat segera dilaksanakan. Anak-cucu kita akan merasakan pendidikan yang lebih baik.” Ucap Pak Willem saat menyemangati warga desanya.

Kini, renovasi perpustakaan sudah selesai. Semua pihak dilibatkan dalam merenovasi mulai dari tahap memperbaiki tembok dasar oleh semua kepala dusun dan 13 ketua RT, memasang plafon dengan rangka kayu yang dipotong sendiri dari kebun sekolah. Memasang keramik oleh warga desa. Pengecatan oleh guru-guru setiap hari. Mereka tidak menyewa pelukis. Mereka menggunakan proyektor dan mewarnai bersama-sama termasuk juga kepala sekolah dan pendamping Taman Bacaan Pelangi. Perpustakaan yang dulu rusak berat sekarang terlihat cantik berwarna cerah. Siap menyambut anak-anak yang semangat meminjam dan membaca buku serta kegiatan membaca bersama guru dengan menyenangkan! Wah, selamat ya SDK Gero sudah melewati tantangan dengan gotong royong!