Hari ini cuaca cukup cerah, angin berhembus lembut tatkala Tim TBP berbincang ringan dengan para guru di ruang tamu SDN Aegela. Tim TBP akan memberikan simulasi kegiatan membaca untuk mengisi jam kunjung perpustakaan kepada para guru. Ada simulasi kegiatan membaca nyaring, membaca bersama, membaca berpasangan, dan membaca mandiri. Tujuannya agar para guru tergambar langkah-langkah dan proses kegiatan membaca. Biar lebih nyata, kegiatan membaca dilakukan bersama dengan para siswa, sehingga guru juga bisa terbayang situasinya.

Tim TBP siap untuk melakukan simulasi membaca nyaring, bersama dengan siswa kelas II. Setelah berkenalan dan memberitahukan kegiatan hari itu, dikeluarkanlah buku yang akan dibacakan untuk membaca nyaring, mata mereka langsung tertuju pada sampul yang diperlihatkan. Beberapa tangan mulai teracung ke udara menyebutkan gambar-gambar yang dilihat dan menjawab pertanyaan yang diajukan. Masih pemanasan, baru segelintir anak yang berpartisipasi.

Seorang siswa tengah membaca salah satu koleksi buku di perpustakaan

“Suatu hari, Ratu Pelangi menerima surat dari Putri Angin.

Kejutan! Putri Angin akan datang ke Istana Pelangi.” –Anna dan Sapu Pelangi–

Cerita mulai dibacakan oleh Tim TBP. Beberapa anak tampak membentuk kata “woaa” di mulut mereka, telinga terpasang mendengarkan setiap kalimat yang diucapkan dalam cerita tersebut, mata berbinar mengagumi gambar-gambar yang ada di halaman buku, sambil sesekali berkedip. Kepala mereka pun mengikuti gerak buku yang diarahkan ke kiri dan ke kanan tatkala Tim TBP menunjukkan halaman demi halaman buku yang tengah dibacakan. Mata mereka pun tak pernah absen dari setiap halaman buku yang diperlihatkan, sampai cerita selesai dibacakan.

Cerita selesai dibacakan, saatnya memberikan pertanyaan tentang cerita yang sudah dibacakan. Satu-persatu jari mereka terangkat ke udara, mata seolah berbicara ‘Ibu… Ibu… Saya mau jawab Bu! Saya!’. Dengan lantang dan percaya diri mereka menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang dilontarkan. Suasana mulai ramai dengan riuh rendah suara anak-anak saat mengulas cerita Anna dan Sapu Pelangi.

“Baik, tadi dalam cerita ada suara dan gerakan menarik, ayo kita tirukan bersama-sama ya!

Pertama, ayo tirukan waktu Anna mau menangkap Sapu Pelangi, begini, Hop! Hiya! Hiya! Sambil tangannya digerakkan seperti mau melempar tali ya…”

Semangat mereka makin menggebu, segenap usaha mereka kerahkan untuk kembali menirukan ‘Hop! Hiya! Hiya!’ dengan lantang. Mereka terlihat antusias mengikuti kegiatan membaca nyaring sampai selesai. Suasana di sepanjang kegiatan itu pun dihiasi oleh decak kagum, senyum yang terkembang, dan suara riuh rendah para siswa.

Saat tiba giliran wali kelas II membaca nyaring di pekan berikutnya, anak-anak juga terpantau antusias dan menyimak ceritanya dengan baik. Siswa dan wali kelas II bersuka cita dan terlarut dalam cerita tentang anak kembar yang berpetualang mencari ikan, Byuuurr!Byaaarrr!.

Beberapa siswa yang ditanya bagaimana perasaan mereka saat membaca nyaring, mereka menjawab merasa bahagia dan senang. Mereka ikut gembira bersama karena ceritanya bagus dan cara membacakan ceritanya juga membuat mereka senang. Ditambah lagi dengan berbagai macam ekspresi dan gerakan yang dibawakan saat membacakan cerita, siswa menjadi lebih bersemangat untuk mendengarkan.

Elviana Vivian Lede, salah satu siswa kelas II yang kini semakin suka membaca buku mengaku dia merasa senang saat dibacakan cerita oleh guru, karena guru membacakan dengan suara yang keren dan mantap. Suatu waktu Evi, begitu sapaan akrabnya, mencoba membacakan cerita untuk adiknya.

“Saya kasih sembunyi itu buku, baru saya mulai baca ‘Ciluuuk baaa! Ini adalah Panda!’, lalu adik tertawa Ibu”, seloroh Evi saat mengungkapkan pengalamannya membacakan cerita untuk adiknya.

“Kenapa adik tertawa Evi?” tanya Tim TBP.

“Karena adik rasa lucu tu Ibu, saya baca begitu”, ungkap Evi lagi.

Senada dengan Evi, Quela juga senang membaca di rumah, terlebih dia bisa membacakan buku cerita kepada Opa dan Oma di waktu senggangnya. Biasanya Quela akan membaca kemudian Opa dan Oma akan mendengarkannya. Cara Quela membawakan cerita juga sudah bagus, disertai dengan intonasi dan ekspresi.

Siswa memanfaatkan sisa waktu jam kunjung perpustakaan dengan membaca buku

Selain Evi dan Quela, Ardus, yang memiliki bakat memperbaiki barang-barang karena diajari oleh Ayahnya, juga merasa senang saat ada yang membacakan cerita.

“Guru baca cerita pake tersenyum dan sambil tertawa, saya juga ikut gembira”, ungkapnya.

Bagian yang paling menyenangkan dan seru saat membaca nyaring menurut Ardus adalah saat bersama-sama menirukan suara dan aksi yang menarik setelah cerita dibacakan. Hal itu karena berbagai macam suara yang keren dan asyik bisa ditirukan bersama-sama dengan teman yang lain sehingga membuat kegiatan semakin seru.

Kegiatan membaca nyaring ternyata semenyenangkan itu, siswa dan Guru bisa bergembira dan bersenang-senang melalui cerita yang dibacakan. Terlebih, setelah dibacakan cerita dengan membaca nyaring, siswa juga masih ingat beberapa cerita yang pernah dibacakan guru. Sampai-sampai mereka berebut untuk berbagi cerita terntang buku yang sudah pernah dibacakan kepada mereka.