Tahun ini, kemitraan Taman Bacaan Pelangi dengan Pemda Kabupaten Nagekeo mendirikan 40 perpustakaan ramah anak di sekolah dasar yang terpilih. Pemda Kabupaten Nagekeo melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan membantu sekolah untuk renovasi fisik perpustakaan sementara Taman Bacaan Pelangi akan memfasilitasi isian perpustakaan meliputi buku cerita anak, rak buku, meja baca dan perlengkapan administrasi lainnya. Tim Taman Bacaan Pelangi juga memberikan pelatihan dan dukungan serta pendampingan perpustakaan selama 1 tahun. Tak terasa kali ini mendekati akhir masa pendampingan sekolah, tentunya perlu ada upaya keberlanjutan dari sekolah bersama komite untuk melanjutkan program perpustakaan ramah anak di sekolahnya masing – masing.
Cerita kali ini datang dari pengurus komite SDK Pautola dalam peninjauan rutin perpustakaan, beliau melihat perubahan perpustakaan dan minat baca anak, ini ceritanya. Patrisius Ghildo adalah seorang petani yang sekarang berusia 66 tahun. Dia merupakan salah satu alumni SDK Pautola yang kini turut serta menjadi komite sekolah. “Dari dulu hingga anak cucu saya yang sekarang duduk di kelas 3, semua sekolah disini, saya melihat perkembangan SDK Pautola dari waktu ke waktu,” tutur beliau. Tampak binar matanya dan sumringah senyum tulus diantara semburat usia diwajahnya tatkala beliau diajak meninjau perpustakaan ramah anak bersama kepala sekolah dan Tim TBP.
Pak Patris gembira menyaksikan anak – anak membawa buku cerita berwarna dibawa pulang. “Sekarang sudah bagus, perpustakaan ini melengkapi perkembangan dunia literasi anak disini, sangat berbeda pada masa generasi saya. Kalau masa saya dulu tidak ada perpustakaan. Kalau mau baca buku juga pinjam kepada guru. Mana ada yang berani pinjam, semuanya pada takut. Syukur sekarang sangat jauh berbeda,ruangan perpustakaan saja nyaman. Saya suka warna warni pada dindingnya, menambah minat kita untuk membaca. Sekarang juga melalui program ini saya lihat kedekatan guru dengan anak lebih dekat seperti anak dan orang tua. Cucu saya sering pinjam buku dan betah di perpustakaan karena pengelolanya juga ramah pada anak,” ujar beliau.
“Saya yakin perpustakaan ramah anak ini sangat bermanfaat bagi anak – anak disini dalam menambah wawasan. Kalau saya boleh berandai – andai, jika perpustakaan ini ada di zaman saya SD dulu, saya pasti betah ada disini, saya sangat bangga ada wahana seperti ini dan pastinya akan baca semua buku yang ada disini sampai habis.Saya suka sekali bukunya menarik terutama buku yang ada kaitannya dengan tanaman. Saya bisa baca terus – menerus karena saya seorang petani,” imbuhnya. Mendengar dan melihat hasil rataan peminjaman di SDK Pautola dimana pada bulan ini satu anak bisa meminjam 2 sampai 4 buku, mata Pak Patris tambah berbinar. Beliau berharap program perpustakaan berlanjut dan terus dikembangkan bersama orang tua baik di sekolah maupun di rumah. “Saya berharap kedepannya perpustakaan tetap dikembangkan, koleksi buku – bukunya ditambah,ada taman bacanya untuk anak – anak dan yang paling penting tentunya pendampingan orang tua saat anak anak membaca. Saya menantikan kegiatan bersama orang tua di perpustakaan ini” ujarnya.
Kepala SDK Pautola, Moses Wawo, menyampaikan terima kasih kepada Taman Bacaan Pelangi atas kebersamaan dalam mendampingi transformasi perpustakaan SDK Pautola menjadi perpustakaan ramah anak. “Terima kasih berlimpah atas dukungan Tim Taman Bacaan Pelangi, meskipun jauh dan jalannya aduhai tetap rajin dikunjungi dan didampingi, kami banyak belajar, anak – anak kami sekarang rajin baca dan pinjam buku. Kami akan melanjutkan program ini tentunya, ini awal yang baik. Kami akan agendakan kegiatan bersama orang tua dan komite nantinya dalam mendampingi anak membaca. Mari lanjutkan!“ ujar kepala sekolah menutup kunjungan perpustakaan bersama komite. Semoga keberlanjutan program perpustakaan ramah anak terlaksana di SDK Pautola bersama cerita baik yang akan datang. Mari kita nantikan!