Salah satu tahapan yang perlu dilakukan untuk mendirikan sebuah perpustakaan adalah mengadakan rapat komite atau rapat orang tua. Hal ini sangat penting untuk dilakukan karena orang tua harus tahu apa yang terjadi di sekolah, dan karena anak-anak mereka yang mendapat keuntungan melalui perpustakaan ini.

Foto 1: Orang tua murid SD Inpres Maki, Manggarai Timur, NTT

Ketika saya tiba di SD Inpres Maki, Manggarai Timur, NTT, sudah banyak orang tua yang hadir. Ada yang sambil mengobrol dengan orang tua yang lain. Saya menyapa mereka dan memberikan senyum terbaik. Hahah.. saya masih berpikir bahwa jangan-jangan orang tua beneran berpikir bahwa saya ini adalah bule. Mengingat bagaimana anak-anak menandai saya kemarin sejak pertemuan pertama.

Foto 2: Bapak Petrus Luin

Ternyata orang tua yang datang lumayan banyak. Bahkan bapak kepala sekolah, Pak Petrus Luin sempat berbisik kepada saya bahwa rapat kali ini lebih banyak orang tua yang datang dibandingkan rapat yang mereka adakan sebelumnya. Wahh.. saya senang sekali.

 

Sebelum pembahasan rapat dimulai, terlebih dahulu saya memperkenalkan diri kepada para hadrin yang datang. Kemudian kami membahas mengenai maksud dan tujuan rapat kali ini. Setelah beberapa menit saya memaparkan mengenai Taman Bacaan Pelangi dan program-programnya, tidak sedikit orang tua yang berdecak kagum.

 

Mereka tersenyum senang mengetahui bahwa di sekolah ini, yaitu SD Inpres Maki akan mendapatkan bantuan buku cerita anak dan perpustakaan yang ada sekarang akan diubah menjadi lebih menarik dan nyaman untuk anak-anak.
Akan tetapi, Taman Bacaan Pelangi dan sekolah tidak bisa bekerja sendirian untuk mewujudkan perpustakaan yang nyaman itu. Orang tua harus terlibat dan mau ambil bagian. Ketika orang tua mendengarkan penjelasan saya, mereka mengaku bersemangat untuk membantu. Wahhhโ€ฆ tidak henti-hentinya saya tersenyum lebar. ๏Š

Foto 3: Bapak-bapak siap bekerja! ๐Ÿ™‚

Janji para orang tua yang hadir bukan hanya isapan jempol semata. Pada waktu gedung perpustakaan mulai dibersihkan dan akan dicat ulang, terlihat banyak sekali orang tua, khususnya bapak-bapak yang datang untuk bekerja.
Kuas yang tadinya kita beli hanya sedikit harus ditambahi dan dibeli lagi. Ada kuas yang dipinjam dari masjid terdekat. Semua terlibat untuk membantu. Mereka bekerja sama.

Foto 4: Bekerja! ๐Ÿ™‚

Alhasil, gedung perpustakaan pun selesai dicat dalam hitungan jam, bukan hitungan hari. Sepanjang hari itu bahkan sampai tulisan ini saya buat, saya masih terkagum-kagum dengan kerja sama yang baik antara orang tua dan sekolah.

Foto 5: Gotong royong

Hubungan yang harmonis dengan orang tua akan memudahkan sekolah untuk mewujudkan tujuan utama mereka. Bahwa tanggung jawab untuk mendidik anak bukan hanya semata-mata kewajiban guru di sekolah, tapi yang terpenting adalah peran orang tua, sebab anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dibandingkan di sekolah.

Foto 6: Ibu-ibu sibuk memasak. ๐Ÿ˜‰

Kerja sama itu tetap berlanjut ketika peresmian perpustakaan. Sekarang giliran ibu-ibu yang bekerja keras untuk menyiapkan santapan bersama. Sungguh harmonis.

Mudah-mudahan kerja sama ini tidak berhenti sampai di sini saja. Ketika nanti perpustakaan sudah bisa dimanfaatkan, buku-buku sudah bisa dibawa ke rumah, orang tua mau turut mendampingi anak-anak ketika membaca dan belajar di rumah.

Foto 7: Sambil menunggu giliran

Terima kasih para orang tua yang sudah terlibat dan mau ambil bagian saat proses mendirikan perpustakaan ramah anak di SD Inpres Maki. Tidak ada kebahagiaan kami selain melihat keharmonisan hubungan orang tua dengan sekolah.

Foto 8: Anak-anak SDI Maki, Manggarai Timur, NTT

Anak-anak lah yang akan mendapatkan keuntungan. Mereka akan belajar dengan kondusif dan tentunya akan menjadi generasi penerus seperti cita-cita mereka untuk membanggakan kalian para orang tua.

Foto 9: Terima kasih!

Terima kasih Bapak dan Ibu.
Semoga semua sehat dan gembira bersama dengan anak-anak.

 

Jayapura, 21.3.2017
Monik