Selama 4 hari saya melakukan kunjungan ke beberapa SD yang merupakan pilot project dari Program #BebasButaHuruf yang sudah dimulai sejak akhir bulan Juli. Sekolah yang saya kunjungi adalah SDI Beci, SDI Namo, SD Merombok dan SDN Rangga Watu.

Senang rasanya dapat mengunjungi adik-adik di sekolah ini. Jadi ini adalah kedua kalinya saya mendatangi sekolah ini untuk melihat sejauh mana program ini dilaksanakan di sekolah mereka. Jadi pada bulan Juli yang lalu para guru telah dibekali dengan workshop tentang literasi untuk membantu anak-anak yang masih kesulitan membaca dan menulis.

Pada kunjungan yang sebelumnya, saya mendapatkan data awal kemampuan siswa. Pada kunjungan yang kali ini, saya berkesempatan untuk melihat bagaimana kemampuan mereka membaca dan menulis. Rasa haru meluap ketika melihat beberapa siswa dari beberapa kelas mengalami peningkatan signifikan. Misalnya siswa-siswa kelas 1 yang sebelumnya hanya dapat mengenali kurang dari 5 huruf seperti A, B, ,I , U, O, ketika kunjungan yang kedua yang berjarak 3 bulan, mereka dapat membaca 10 kata dalam satu menit. Senangnya…. Memang benar bahwa ketrampilan membaca memang diajarkan sejak dini. Saya bertanya kepada salah seorang guru, apa yang membuat mereka dapat membaca? jawabannya adalah keinginan yang kuat dan pendampingan

Ibu Helda di SDI Namo membimbing anak-anak membaca di kelas
Ibu guru kelas 1 SDN Rangga Watu dengan siswa kelas 1

 

Sebagian besar siswa memang mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Ini tidak terlepas dari kepedulian kepala sekolah, guru dan orang tua murid untuk lebih rajin membimbing anak-anak mereka. Salah seorang ibu guru dari SDN Rangga watu menjelaskan bahwa terkadang siswa-siswa datang ke rumah mereka untuk belajar. Wah terharu sekali anak-anak sudah lancar membaca…

 

Siswa-siswi kelas 5 SDI Namo

Walaupun lebih sering bertemu dengan adik-adik kelas 1 dan 2, saya juga menyempatkan diri bertemu dengan siswa-siswi kelas 5 SDI Namo.

Setelah selesai mengetahui kemampuan anak-anak membaca dan menulis saya membacakan mereka cerita sebelum berpisah. Saya membacakan cerita tentang kancil dan siput dalam perlombaan lari. Ternyata siput dapat mengalahkan kancil dalam perlombaan lari.

Adik-adik kelas 1 dan 2 sedang mendengarkan cerita kancil dan siput

Anak-anak tertarik dengan cerita kancil dan siput. Wah sampai ketemu lagi ya, dan teruslah rajin membaca.

Jakarta, November 2017

Adhimas Wijaya