Seminggu belakangan ini, ketiga perpustakaan yang didukung oleh Taman Bacaan Pelangi di Kabupaten Belu, NTT yaitu: SDI Wekatimun, SDI Tenubot, dan SDI Wedomu sedang sibuk mempersiapkan perpustakaan mereka untuk segera bisa dimanfaatkan oleh murid-murid di sekolah.

Salah satu kelompok yang paling sibuk rupanya adalah para murid relawan perpustakaan yang dipilih untuk membantu pustakawan dan pustakawati dalam membereskan kegiatan di dalam perpustakaan. Murid-murid yang dipilih merupakan gabungan antara murid kelas IV dan kelas V. Mereka pun dibuatkan jadwal bertugasnya dalam setiap hari.

Para murid relawan ini juga diberikan pembekalan mengenai tugas dan tanggung jawab mereka di dalam perpustakaan. Mereka bisa membantu pustakawan dan pustakawati ketika anak-anak sedang berada di dalam perpustakaan ketika jam istirahat. Mereka juga diberikan tugas untuk merapikan buku di rak dan membersihkan ruangan perpustakaan sebelum pejalaran dimulai pada pagi hari dan sebelum mereka pulang sekolah.

Sedang membantu teman untuk membuka halaman buku dengan benar

Ketika jam istirahat misalnya, murid-murid relawan bertugas untuk mendampingi sekaligus mengawasi teman-temannya yang sedang membaca. Murid relawan bertugas untuk mengingatkan tentang cara membuka halaman buku dengan benar dan juga mengingatkan untuk mengembalikan buku sesuai dengan tempatnya semula.

Ketika ditanyai mengenai tanggung jawab mereka yang baru ini, hampir semua mereka mengaku senang menjadi murid relawan. Seperti yang saya saksikan sendiri pun, mereka melakukan tugasnya dengan baik. Senangnya jadi murid relawan! ๐Ÿ™‚

Sedang membereskan buku

Akan tetapi, ada hal yang menarik yang saya saksikan dalam beberapa hari belakangan ini ketika mengamati para murid relawan ini. Misalnya ketika mereka mengingatkan teman mereka untuk membuka halaman buku dengan benar, ternyata tidak semua bisa menerima dikoreksi, apalagi kalau tau yang mengoreksinya itu masih adik kelas. Hahahha…. Tidak jarang saya mendengar adik-adik relawan ini yang mengaku takut mengingatkan kakak kelas, karena mereka yang dimarahi. ๐Ÿ˜€

 

Kemudian saya menjelaskan bahwa hal tersebut juga terjadi di dunia orang dewasa. Tidak semua orang juga mau menerima saran, yang penting kita melakukannya dengan baik dan tentunya tidak menyerah. Iya kan? Adik-adik relawan mengangguk setuju. ๐Ÿ™‚

 

Atambua, 29.9.2018
Monik