Perpustakaan ramah anak berbasis teknologi kini sedangkan dikembangkan oleh Taman Bacaan Pelangi yang bekerjasama dengan Room to Read (RtR). Perpustakaan ini tentunya berbeda dengan perpustakaan pada umumnya. Tak hanya menyediakan buku-buku dalam bentuk cetak. Tetapi, perpustakaan ramah anak berbasis teknologi ini juga mengenalkan pelantar bernama Literacy Cloud.

 

 

Ibu Katarina melakukan kegiatan membaca dengan chroomecast.

 

 

Setidaknya saat ini sudah ada 10 sekolah yang menjadi pilot project untuk pengelolaan perpustakaan ramah anak berbasis teknologi. Ke depan akan dikembangkan juga di perpustakaan lainnya yang menjadi mitra dari Taman Bacaan Pelangi dan Room to Read ini. Setiap guru dan kepala harus memiliki akun pelantar.

 

 

 

inilah chroomecast yang digunakan untuk menghubungkan proyektor agar gambar tampil dilayar.

 

 

 

Pelantar Literacy Cloud merupakan platform yang menyediakan konten buku, video, sumber dan lain sebagainya. Para guru dan siapa saja yang memiliki akun bisa mengakses akun literacy cloud. Buku-buku yang ditampilkan sangat beragam dan tentunya menyediakan buku yang menarik untuk dibaca. Selain itu, pelantar Literacy cloud juga menyediakan video-video yang bisa membantu para guru dalam mengelola perpustakaan ramah anak berbasis teknologi ini.

 

 

 

Ibu Rin menggunakan tablet saat kegiatan membaca yang didukung dengan perangkat chroomecast.

 

 

 

 

Selain itu, para guru juga telah diajari bagaimana cara menggunakan google chromecast. Wah, chromecast apalagi ini ? Tenang saja, chromecast ini adalah alat yang memudahkan para bapak dan ibu guru dalam menggunakan proyektor LCD. Chromecast ini bisa langsung dihubungkan ke proyektor LCD tanpa harus menggunakan kabel pada umumnya. Nah, Ibu Katarina Labore Bendi, guru SDN Wolowaru 3 ini telah berhasil dalam menggunakan chromecast. Tak hanya itu, Bu Rin, biasa ia disapa juga turut menggunakan pelantar literacy cloud saat kegiatan membaca. Anak-anak merasa senang dengan apa yang dilakukan Bu Rin.

 

 

 

Anak-anak begitu antusias mengikuti kegiatan membaca yang dilakukan oleh Bu Rin.

 

 

Apa yang dilakukan oleh Bu Rin ini juga yang kami harapkan untuk guru-guru lainnya yang tergabung dalam keluarga besar Taman Bacaan Pelangi. Kami berharap, apa yang dilakukan Bu Rin bisa dilakukan oleh guru lainnya. Mengapa hal ini diperlukan ? Karena tidak hanya guru yang menerima manfaatnya, anak didik juga akan merasakan hal yang sama. Tri Sujarwo