Setelah mengikuti workshop di Hotel Flores Mandiri, perwakilan dari 10 sekolah terpilih mengadakan kegiatan orientasi di sekolah masing-masing. Kegiatan orientasi sekolah merupakan kegiatan pelatihan tentang pengelolaan perpustakaan ramah anak yang ditujukan untuk semua guru yang tidak mengikuti workshop. Pemateri dalam kegiatan orientasi sekolah adalah kepala sekolah, mentor pelantar dan pustakawan/pustakawati. Tim Taman Bacaan Pelangi juga turut mendampingi.

Ibu Katarina Labore Bendi sedang membimbing guru lainnya untuk mengakses pelantar Literacy Cloud.

Kegiatan orientasi sekolah ini juga dikemas dengan ice breaking yang menyenangkan. Para guru diajak terlibat secara langsung dalam materi yang dibawakan dalam kegiatan tersebut. Salah satunya kegiatan orientasi sekolah yang diadakan di SDN Wolowaru 3. Kegiatan orientasi sekolah ini dilaksanakan selama 2 hari. Hari pertama, Ibu Katarina Labore Bendi menyampaikan materi tentang perpustakaan ramah anak, penjejangan buku serta pemasangan stiker jenjang, praktik peminjaman, bahan kaya bacaan dan lainnya. Sementara pada hari kedua, materi yang diajarkan tentang membuat akun Literacy Cloud.

 

 

10 perpustakaan yang akan dikembangkan oleh Taman Bacaan Pelangi di Kabupaten Ende tahun ini merupakan Perpustakaan Ramah Anak Berbasis Teknologi. Perpustakaan yang ramah anak di sini, tidak hanya sekedar menyediakan sarana dan prasarana yang aman serta nyaman. Tetapi juga, adanya perlakuan maupun sikap dari orang dewasa yang juga ramah terhadap anak-anak. Senyum menjadi salah satu langkah awal bagaimana perpustakaan ramah anak bisa dikembangkan.

 

 

Selain itu, Taman Bacaan Pelangi juga mengenalkan pelantar Literacy Cloud kepada perwakilan sekolah dari 10 calon perpustakaan baru ini. Mentor Pelantar di SDN Wolowaru 3 misalnya, Ibu Katarina Labore Bendi dengan teliti dan sabar mengenalkan kepada para guru. Para guru belajar tentang bagaimana membuat akun Literacy Cloud, cara membuka dan menyimpan buku serta video dan menemukan sumber.

 

 

Para guru begitu semangat dalam mengakses akun. Ibu Nurmin Ahmad, guru kelas 1 SDN Wolowaru 3 ini benar-benar belajar dari awal. Awalnya ia tampak kesulitan dalam mengakses karena terbatasnya pengetahuan dalam menggunakan laptop. Namun, Ibu Katarina, selaku mentor pelantar dengan sabar mengajarinya. Akhirnya, dengan jerih payahnya yang luar biasa, Ibu Nurmin berhasil membuat akun. Tak hanya membuat akun saja, tetapi juga bagaimana cara membuka buku dan video. Ibu Nurmin begitu menikmati saat menonton video. Pelan namun pasti, dia begitu keranjingan untuk menjelajah konten dalam Literacy Cloud lainnya.

 

 

Kegiatan orientasi sekolah di SDI Puukungu, SDI Welamosa, SDK Welamosa, SDK Marsudirini, SDI Ende 10, SDK Paupire, SDI Woloara, SDK Koanara maupun SDK Wolotolo juga berlangsung dengan lancar. Para guru juga tak kalah antusias saat materi disampaikan. Kegiatan orientasi sekolah ini sangat penting untuk dilakukan supaya guru-guru lainnya juga memiliki pemahaman yang sama tentang bagaimana mengelola perpustakaan yang ramah anak. Harapannya kedepan para guru bisa saling berbagi tanggungjawab sehingga perpustakaan ramah anak berbasis teknologi bisa diwujudkan di sekolah masing-masing. Tri Sujarwo

 

Orientasi sekolah di SDI Woloara, para guru mengenakan pakaian adat.

 

 

Orientasi sekolah di SDK Paupire berjalan dengan lancar.