Nagekeo, 29 Maret 2022 – Hai, sahabat TBP, bagaimana kabarnya? Sudah tahu belum kalau di Nagekeo ada kegiatan peresmian perpustakaan yang baru. Kali ini di SDK Nagesapadhi. Di sela-sela pohon, matahari menunjukkan sinarnya sedikit demi sedikit. Suara serangga mengiringi cerahnya pagi ini. Letak SDK Nagesapadhi di Kecamatan Boawae yang dikelilingi pohon-pohon tinggi membuatnya ramah dengan suara serangga.

Persiapan penyambutan bapak Bupati Kab. Nagekeo untuk peresmian perpustakaan.

Pemandangan terlihat ramai, tak seperti biasanya. Tenda acara sudah digelar, para guru sibuk menata prasmanan makanan, pustakawati sibuk menata perpustakaan, sedangkan kepala sekolahnya mengatur segala koordinasi bersama tamu undangan. Cantik dan tampan sekali mereka berbalut pakaian adat Nagekeo. Sementara itu, di sisi lapangan terlihat anak-anak sudah siap menampilkan tarian hasil latihan berhari-hari. Wah, mereka akan menampilkan tarian apa ya?

Penampilan dari siswa SDI Nagesapahdi dalam memeriahkan peresmian perpustakaan.

Sebanyak 196 anak di SDK Nagesapadhi berkumpul di tengah lapangan. Suasana menjadi riuh ketika Bapak Bupati Nagekeo, Johannes Don Bosco Do datang dan menepuk tangan anak-anak satu persatu. Bahagia tampak jelas pada ekspresi anak-anak tersebut. Tiba-tiba, segerombolan anak laki-laki membawa tombak dan bambu. Jadi, ini tarian hasil latihan berhari-hari. Menarik sekali! Belum pernah lho acara peresmian dibuka dengan tarian seperti ini.

Tarian penyambutan diiringi oleh musik tradisional yang dimainkan oleh guru dan siswa.

Acara peresmian dibuka oleh Tarian Toda Gu yaitu tarian perang yang terkenal di Flores, daerah Nagekeo. “Toda” artinya sendang, “gu” artinya bambu. Jika diterjemahkan secara harafiah bahwa todagu berarti tarian sendang dengan alat musik bambu. Tarian ini biasanya diselenggarakan setelah perang selesai sebagai tanda kemenangan. Kemudian, Bapak Bupati mengajak semua guru dan perwakilan anak per jenjang untuk masuk ke perpustakaan dan setelah itu penampilan atraksi. Atraksi dimulai dari pembacaan puisi hingga tarian.

Pembacaan puisi oleh siswa kelas 1.

Bapak Bupati kemudian mengajak masuk ke perpustakaan dengan semua guru dan anak-anak. Interaksi di sana tampak menarik karena guru saling mendukung anak untuk membaca, dan anak-anak berbondong-bondong mengambil buku dan membaca tanpa disuruh. Jadi, anak secara sukarela mau mengambil buku dan membacanya. Buku-buku yang dihadirkan oleh Taman Bacaan Pelangi berwarna dengan ilustrasi yang menarik. Kami senang sekali melihat pemandangan seperti ini. Yuk, saya ajak sahabat TBP melihat foto-foto perpustakaan berikut ini!

Bapak bupati mendengarkan anak-anak untuk membaca buku.

Bagaimana perpustakaannya? Menarik kan? Jadi, kembali ke masa SD ya? Kepala sekolah SDK Nagesapadhi yaitu Ibu Maria memang berkomitmen untuk selalu memberikan yang terbaik. Oleh karena itu, sekolah ini terpilih menjadi sekolah yang bekerjasama dengan Taman Bacaan Pelangi.

Selain mendengarkan anak-anak membaca, Bupati juga menyempatkan berdialog dengan para orang tua siswa.

Taman Bacaan Pelangi (TB Pelangi) juga meresmikan perpustakaan yang lain lho. Ke-9 perpustakaan ramah anak terbaru TB Pelangi di Kabupaten Nagekeo ini berada di SDI Wudu, SDK Nggolonio, SDK Aeramo, SDI Waemburung, SDK Wolopogo, SDI Towak, SDK Bokogo, SDI Marapokot dan SDK Towaklaing dan terselenggara atas kerjasama dengan Room to Read. Selain mendirikan 10 perpustakaan ramah anak yang baru ini, Taman Bacaan Pelangi juga mengadakan serangkaian pelatihan guru untuk para kepala sekolah, guru, dan pustakawan.

Tim Taman Bacaan Pelangi foto bersama dengan Kepala Sekolah dan Pustakawati SDK Nagesapadhi.

Dengan diresmikannya perpustakaan baru ini di SDK Nagesapadhi ini, maka secara keseluruhan, TB Pelangi telah mendirikan perpustakaan ke-138 dari 145 perpustakaan ramah anak sejak 2009. Yuk, baca artikel lainnya tentang peresmian perpustakaan yang baru! Sahabat TBP akan melihat  bentuk perpustakaan yang menarik lainnya!