Seperti biasa dilakukan oleh para pejabat atau kepala daerah ketika melakukan kunjungan kerja ke suatu lembaga pendidikan, mereka akan melakukan diskusi dan mengamati setiap ruangan dan fasilitas yang ada di sekolah atau lembaga pendidikan yang mereka kunjungi itu.  Begitu juga dilakukan oleh Wakil Bupati Nagekeo Bapak Marianus Waja saat mengunjungi SDI Natasule beberapa waktu sebelumnya. Ketika  meninjau ruangan perpustakaan bapak Marianus Waja sangat terkejut melihat situasi perpustakaan saat itu, ia langsung memanggil kepala sekolah dan berpesan agar segera merubah perpustakaan sekolah itu layaknya sebuah perpustakaan. Menurutnya ruangan perpustakaan sekolah itu tidak cocok disebut perpustakaan tetapi lebih cocok disebut gudang buku dan alat-alat sekolah lainnya.

Tampak ruangan perpustakaan SDI Natasule sebelum di renovasi dan ditata.

Kepala sekolah SDI Natasule Dimus Baje ketika mendengarnya langsung memberikan jawaban “siap Bapak Wakil Bupati akan segera kami perbaiki.” Dalam hatinya bagaimana saya memperbaiki, sementara saya belum memiliki cukup informasi mengenai perpustakaan ramah anak.

Gayung bersambut tak lama setelah kunjungan itu, Tim dari taman bacaan pelangi datang melakukan survey untuk program perpustakaan ramah anak. Melihat peluang itu Kepala sekolah dengan senang hati dan antusias menyambut kedatangan tim dari taman bacaan pelangi saat itu.  Dirinya bahkan berinisiatif untuk terus menghubungi tim dari taman bacaan pelangi agar bisa memastikan bahwa sekolahnya juga bisa terpilih untuk dijadikan sekolah dampingan dalam program Perpustakaan ramah anak. Singkat cerita, SDI Natasule akhirnya terpilih menjadi salah satu sekolah dampingan taman bacaan pelangi. Kerja kolaborasi yang disepakati bersama antara pihak sekolah, taman bacaan pelangi dan pemerintah daerah Nagekeo melalui dinas Pendidikan dan Kebudayaan mulai digalakkan.

Tim taman bacaan pelangi saat melakukan survei ke SDI Natasule.

Pertemuan dengan pengurus komite sekolah dan orang tua siswa mulai diadakan, kegiatan renovasi perpustakaan dengan segera dilakukan. Rak-rak buku usang serta barang-barang lain yang ada di dalam ruangan perpustakaan SDI Natasule segera di pindahkan. Pendamping dari taman bacaan pelangi mulai sering mengunjungi sekolah untuk memastikan progres renovasi dan memberikan pelatihan pengelolaan perpustakaan ramah anak, baik melalui pertemuan online maupun tatap muka di sekolah.

Tampak ruangan perpustakaan SDI Natasule yang sudah di renovasi.

Kurang dari dua bulan, kegiatan renovasi perpustakaan SDI Natasule selesai dikerjakan. Tampak bangunan dicat dengan warna-warni dan lukisan yang sangat menarik, baik di dalam maupun diluar ruangan. Bagian dalam ruangan ditata sedemikian rupa agar membuat nyaman dan ramah untuk anak-anak, serta bahan kaya teks hasil karya anak dipajang sesuai dengan penataan ruangan perpustakaan ramah anak. Rak-rak buku dipajang dengan buku-buku cerita yang sangat menarik. Perpustakaan ramah anak SDI Natasule siap diresmikan.

Persiapan pemotongan pita dan peresmian perpustakaan ramah anak SDI Natasule.

Jumat, 23 september 2022 tibalah saatnya perpustakaan ramah anak SDI Natasule akan diresmikan. Pagi itu anak-anak dengan pakaian adat Nagekeo berbaris dilapangan depan sekolah. Mereka menyambut kedatangan Tim Taman Bacaan pelangi (Blas dan Upan), serta rombongan pak Wakil Bupati Nagekeo dengan tarian diiringi bunyi alat musik tradisional yang dimainkan oleh orang tua siswa dan masyarakat setempat. Wah…luar biasa penyambutan nya kali ini ya.

Anak-anak menampilkan bakatnya di sela-sela kata sambutan.

Kepala Sekolah SDI Natasule ketika membawakan sambutannya menyampaikan ucapan terimakasih nya kepada Taman Bacaan Pelangi dan semua pihak yang telah mendukung sekolahnya sehingga boleh memiliki perpustakaan ramah anak. “Pak Wakil Bupati hari ini boleh saya katakan saya telah memenuhi janji saya kepada bapak wakil Bupati untuk memperbaiki perpustakaan sekolah kami, kini sudah menjadi perpustakaan yang sesungguhnya dan bukan lagi gudang buku dan perlengkapan sekolah saja”.

Pak Wakil Bupati sedang mendengarkan anak-anak membaca buku cerita.

Sementara itu Pak Upan mewakili tim dari taman bacaan pelangi dalam kesempatan itu juga menyampaikan “ada ungkapan bahwa buku adalah jendela dunia, maka mari kita menyiapkan jendela dunia itu yang ramah dengan anak. Agar anak-anak kita bisa menjangkau dan mengakses nya dengan mudah”.

Tidak lupa untuk foto bersama di ruangan perpustakaan.

Wakil Bupati Nagekeo dalam sambutannya juga berpesan bahwa kegiatan literasi harus terus kita dorong baik itu melalui membaca dari buku-buku di perpustakaan maupun dari berbagai kegiatan kebudayaan di masyarakat, karena itu adalah sumber pengetahuan dan titik penting dalam mempersiapkan generasi kita di masa yang akan datang. Orang tua, masyarakat serta semua komponen harus selalu mendukung kegiatan belajar anak-anak. “maksimalkan waktu 24 jam itu dengan kegiatan yang positif. Selain itu, anak-anak juga diberikan waktu dan ruang untuk bermain, belajar, dan membantu orang tua”.

Anak-anak tersenyum memilih buku-buku cerita menarik yang terdapat di perpustakaan.

Acara peresemian perpustakaan ramah anak ditandai dengan pengguntingan pita oleh dua orang siswa/siswi disaksikan langsung oleh Wakil Bupati Nagekeo, Tim Taman Bacaan Pelangi, dan semua anak-anak serta para undangan yang hadir.  Anak-anak kemudian secara bersama-sama dan teratur memasuki ruangan perpustakaan untuk melihat-lihat dan membaca buku-buku yang dipajang di ruang perpustakaan. Mereka tampak antusias dan sangat bersemangat dan menikmati buku-buku bacaannya. Mereka masing-masing mengambil buku sesuai dengan jenjang buku mulai dari kumbang, burung, ikan, rusa, singa dan gajah.