Kedatangan Taman Bacaan Pelangi seolah membuka jalan baru dan kesempatan bagi Mama Meti, begitu sapaan beliau, Kepala Sekolah SDI Ratongamobo di Kecamatan Boawae, beserta para guru, untuk meningkatkan minat baca siswa di sekolah. Namun, ada satu kekhawatiran yang dirasakan beliau bersama para guru, saat sekolahnya terpilih menjadi salah satu sekolah dampingan Taman Bacaan Pelangi di Fase II dari Kabupaten Nagekeo, untuk mewujudkan perpustakaan ramah anak.

Tampak ruangan perpustakaan SDI Ratongamobo sebelum direnovasi.

Jika ditengok ruangan perpustakaan, banyak bagian yang harus diperbaiki, mulai dari pintu yang pemasangannya kurang pas, atap yang sudah mulai mudah bergeser sehingga berbahaya bagi anak-anak jika nantinya akan beraktivitas di sana, ditambah dengan bagaimana mempercantik ruangan agar anak-anak tertarik untuk masuk dan membaca di perpustakaan. Tentu, dibutuhkan biaya yang cukup besar untuk menggarap semua itu, dari mana beliau bisa mendapatkan dana itu?

Para guru, komite dan orang tua siswa bergotong royong merenovasi gedung perpustakaan.

Dari kegelisahan itu, Mama Meti, yang selalu menggebu-gebu saat berbicara tentang sekolah dan pendidikan, mencoba untuk mengumpulkan komite sekolah dan orang tua, harapannya ada jalan keluar yang bisa diambil agar perbaikan ruangan perpustakaan bisa diwujudkan. Dari pertemuan ini, perlahan, kegelisahan Kepala Sekolah mulai sedikit meluruh, komite sekolah beserta orang tua mendukung penuh upaya sekolah untuk mewujudkan perpustakaan ramah anak. Kabar baik ini tentu semakin menambah semangat Mama Meti dan para guru, beserta staff yang lain.

Tampak Ruangan perpustakaan SDI Ratongamobo setelah direnovasi.

Nyatanya, kehadiran Taman Bacaan Pelangi untuk mengembangkan perpustakaan ramah anak disambut dengan baik oleh semua pihak sekolah, baik dari kepala sekolah, guru, anak-anak, orang tua, komite, bahkan para alumni yang juga turut berkontribusi. Mereka bergotongroyong untuk mewujudkan perpustakaan ramah anak bagi para siswa, tentunya sesuai dengan peran dan kemampuan mereka masing-masing. Secara fisik, mereka ada yang ikut serta dalam memperbaiki dan mempercantik ruangan perpustakaan, secara material, mereka membantu sekolah mencari sumber dana untuk memperbaiki dan mempercantik ruangan perpustakaan.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Nagekeo meresmikan perpustakaan ramah anak ke-196 di SDI Ratongamobo bersama siswa dan Kepala Sekolah.

“Saya berharap perpustakaan ini menjadi wadah untuk menyiapkan anak-anak agar lebih mencintai membaca, karena di sana sudah disiapkan wadahnya, dan Taman Bacaan Pelangi telah mendukung sekolah ini dengan buku cerita. Kita berharap, ini bukan saja dinikmati oleh anak-anak, tapi juga komite, karena dalam pertemuan komite sudah disampaikan bahwa perpustakaan ini tidak hanya milik SDI Ratongamobo, namun juga Bapak/Mama, yang mungkin di sore hari bisa ke sekolah mendampingi anak membaca“.

Suasana saat siswa membaca di perpustakaan yang baru ditemani rintik hujan.

Harapan yang sangat indah yang terucap dari seorang Kepala Sekolah yang ingin membawa anak-anak muridnya menggapai impian dan cita-cita mereka kelak. Semoga dengan hadirnya perpustakaan ramah anak ini harapan tersebut bisa terwujud. Hingga tiba waktunya perpustakaan ramah anak bisa dinikmati oleh siswa didik mulai hari ini, Senin, 1 Oktober 2022, setelah pengguntingan pita oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Nagekeo, dibantu oleh seorang siswa. Rasa syukur dan bahagia terpancar dari raut wajah Kepala Sekolah SDI Ratongamobo, pun dengan guru-guru dan siswa, yang kini sekolahnya telah resmi menjadi perpustakaan ramah anak ke-196. Tak henti-hentinya Mama Meti juga mengucap rasa terima kasih kepada pemerintah daerah, Taman Bacaan Pelangi, dan juga komite yang telah berkolaborasi dan bergotong royong membangun perpustakaan ramah anak bersama-sama.

Salah satu siswa tengah asyik membaca ditemani oleh orang tuanya.

Selepas jamuan makan yang diiringi dengan penampilan siswa, para orangtua yang hadir diarahkan menuju ke perpustakaan untuk pengenalan perpustakaan ramah anak. Selang beberapa waktu orangtua berkumpul di perpustakaan, hujan pun turun, perlahan, dan semakin deras. Diiringi deru hujan, orang tua menyimak dengan seksama penjelasan terkait perpustakaan ramah anak, dengan sesekali mengangguk tanda mereka paham dan setuju.

Foto bersama setelah peresmian selesai.

Hujan masih belum juga berhenti, walaupun penjelasan telah usai. Terlihat dari dalam ruangan perpustakaan, kaki-kaki melaju menerjang hujan menuju arah perpustakaan. Anak-anak mulai berdatangan dengan binar penuh harap, tak sabar ingin melahap buku-buku yang ada di perpustakaan. Diiringi hujan, akhirnya anak-anak menyeruak memasuki perpustakaan, mereka sibuk memilih buku mana yang ingin mereka baca, ditemani dengan beberapa orang tua yang masih bertahan di dalam perpustakaan. Rasanya begitu hangat, meski hujan menerpa, melihat anak-anak begitu tenggalam dalam buku-buku mereka, seolah mengobati kerinduan mereka pada buku yang menarik dan berkualitas.