Ada yang berbeda dengan Pelatihan perpustakaan kali ini, pelatihan terasa lebih ringan dan tidak melelahkan. Bahkan pelatihan 3 hari yang aku dan Monik lakukan terasa berakhir begitu saja. Suasana pelatihan kali ini terasa lebih hidup, canda riang dan tawa mewarnai tiga hari pelatihan kami. Para peserta begitu bersemangat sehingga kami fasilitator jadi ikut terpompa semangatnya untuk menjalankan pelatihan perpustakaan ini.

Ini pertama kalinya aku menginjakkan kaki di tanah Papua, aku datang untuk membantu rekanku Monik untuk menyelenggarakan pelatihan perpustakaan bagi guru-guru di dua SD di Sentani, Jayapura, Papua yang telah menjadi mitra baru Taman Bacaan Pelangi. SD Inpres Harapan dan SD YPK Kanda adalah dua sekolah terpilih yang begitu semangat untuk mengembangkan perpustakaannya menjadi perpustakaan ramah anak.

Kami memulai pelatihan di hari kamis, pagi sekali guru-guru sudah berkumpul di tempat pelatihan walau jarak SD YPK Kanda dan SD Inpres Harapan cukup jauh dari lokasi pelatihan, walau orang sini bilang “dekat saja”. Mayoritas guru yang hadir merupakan guru-guru muda bahkan Pak Michael lulusan 2016, maka tak heran jika semangat mereka masih sangat menggebu-gebu. Melihat semangat para peserta saya dan Monik pun jadi bersemangat dan tak sabar untuk memulai pelatihan kami.

Peserta sedang mendiskusikan Tanggung Jawab di Perpustakaan

Hari Kedua kami membahas kegiatan apa saja yang nantinya dapat dilakukan di perpustakaan, yang utama adalah 4 kegiatan membaca. Selama ini saat kami melakukan Training biasanya biasa-biasa saja, namun untuk kali ini di Papua diselingi dengan banyak tawa. Apalagi pada saat masuk materi tentang “membaca berpasangan”, banyak peserta yang menjadi baper (bawa perasaan, istilah masa kini). Ternyata berbeda dengan di tempat lain, peserta pelatihan kali ini banyak yang masih single dan belum berkeluarga sehingga kata “berpasangan” jadi kata yang sensitif buat mereka. Walau begitu saya pribadi salut dengan dedikasi mereka, karena bahkan ada beberapa guru yang memang berasal dari luar Papua ada yang berasal dari Ambon, Jawa, bahkan dari Lampung rela meninggalkan kampung halamannya untuk mengajar di sini.

Pak Guru Herman sedang mempraktekan kegiatan Membaca Lantang

Pak Guru Aris membacakan cerita dengan di Kelompok Besar

Hari ke 3 yang bertepatan dengan hari Sabtu kami melakukan praktek kegiatan membaca di SD YPK Kanda, karena SDI Harapan kebetulan hanya sekolah hingga hari Jumat. Sebagian guru dari SD Inpres Harapan juga ikut hadir di SD YPK Kanda karena ingin mengaplikasikan materi kegiatan membaca yang dilakukan kemarin.  Kami membagi 2 kelompok baik guru-guru yang akan membacakan cerita, dan juga murid-murid yang ada. Kelompok Pertama di Perpustakaan dan kelompok kedua di Ruang Kelas 6. Anak-anak sudah sangat tidak sabar untuk mendengar cerita dari para guru.

Praktik pun dimulai di ruangan masing, walaupun guru-guru YPK Kanda sudah sering bertatap muka dengan anak muridnya di kelas namun tetap saja beberapa masih gugup saat membacakan cerita di depan mereka. Apalagi guru-guru dari SD Inpres Harapan harus berusaha ekstra untuk dapat menarik perhatian dan berinteraksi dengan anak-anak murid YPK Kanda. Ekspresi anak-anak sangat antusias mendengarkan bapak dan ibu guru bercerita. Saking nyamannya ada beberapa anak yang bahkan mengambil posisi tiduran. Dengan intonasi yang lantang, raut wajah yang ekspresif, dan gerak tubuh yang memukau. Bapak ibu guru yang membaca cerita berusaha menyajikan cerita yang menarik untuk anak-anak agar mereka tidak bosan dan tetap fokus terhadap isi cerita yang dibacakan.

Pak Guru Paskah membacakan cerita di depan anak-anak

Di akhir kegiatan kami berkumpul bersama untuk saling berbagi pengalaman mengenai kegiatan membaca ini. Bapak dan Ibu guru sangat menikmati pengalaman baru ini, dan mereka pun dapat merasakan aura positif dari anak-anak yang antusias saat mendengarkan cerita yang mereka bacakan. Memang tidak mudah pada permulaannya, malah ada beberapa guru yang keasyikan hingga lupa waktu pada saat membacakan cerita. Apalagi ketika melihat ekspresi anak-anak yang larut dalam jalan cerita hingga ada yang sedih, tertawa dan selalu terlihat penasaran dengan halaman buku berikutnya, bapak ibu guru yang bercerita jadi tambah semangat.

Anak-anak SD YPK Kanda sedang mendengarkan cerita

Pengalaman 6 hari di Papua begitu menyenangkan apalagi banyak berinteraksi dengan guru-guru di sini yang begitu bersemangat dengan perkembangan anak-anak dan juga kemajuan pendidikan di Papua. Semoga saya bisa kembali berkunjung ke sini.

 

Peserta Pelatihan Taman Bacaan Pelangi di Sentani, Papua

 

 

 

Ahmad Reza..