84 siswa. Itu adalah jumlah total siswa SDK Nangakeo, kurang 6 siswa untuk memenuhi satu kriteria kemitraan program perpustakaan kami. Dengan hanya 9 pengajar dan seorang kepala sekolah yang mengoperasikan sekolah, SDk Nangakeo tetap berhasil memenangkan hati kami untuk bekerja bersama dalam mengembangkan satu lagi perpustakaan ramah di sekolah, menjadi sekolah mitra perpustakaan ke-95 kami.

Ini semua berkat komunitas mereka yang kecil namun kompak serta kepada kepala sekolah, Bapak Matheus Pawa. Penyampaian tulus beliau akan kerinduan untuk adanya perpustakaan anak di desa tersebut didukung penuh oleh komunitas sekolah pada pertemuan komunitas yang dihadiri oleh setiap orang tua siswa dan pemangku kepentingan desa menggerakkan kami untuk menjawab kerinduan tersebut. Mereka memang kecil dalam jumlah tetapi besar dalam semangat dan keinginan untuk hal-hal yang lebih baik bagi anak-anak mereka.

Guru dan siswa kompak menjenjangkan buku-buku cerita jauh-jauh hari sebelum perpustakaan dibuka. Siswa-siswa dengan senang hati membantu demi bisa melihat dan menandai buku bacaan mana saja yang akan mereka baca nantinya.

Kini saatnya tiba bagi komunitas kecil ini untuk menunjukkan kepada kami ruang  baca kecil mereka yang telah dicat hijau & kuning pastel, ditutupi dengan karpet, penuh dengan buku cerita serta gambar anak-anak dan tentu saja dibangun dengan dedikasi mereka. Pada pagi hari tanggal 10 September 2018, pendiri kami Nila Tanzil & tim Taman Bacaan Pelangi bertemu dengan komunitas ini untuk peresmian perpustakaan. Bergabung dengan kami adalah Ibu Siska Sare mewakili Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Ende & Bapak Martijn, Kepala Dinas Perpustakaan & Kepustakaan Daerah Ende. Kami semua disambut oleh Kepala Desa Bheramari & Mosalaki desa Nangakeo.

Tarian Wanda Pau menandai awal upacara dan dimulailah pidato demi pidato yang diikuti oleh anak-anak SDK Nangakeo menampilkan tarian dan sandiwara teater yang bercerita tentang sukacita memiliki perpustakaan warna-warni penuh dengan buku-buku cerita. Pertunjukan teater ini merupakan salah satu hiburan favorit dari perayaan tersebut. Para tamu & orang tua tersenyum geli sambil mengambil gambar pertunjukan itu tetapi mereka lebih sumringah lagi untuk acara berikutnya, kunjungan pertama perpustakaan TBPelangi ke-95.

Iring-iringan Wanda Pau mengantarkan tamu undangan menuju tenda perayaan persemian perpustakaan Taman Bacaan Pelangi ke-95

Baik anak-anak maupun orang tua sudah penasaran sekali dengan isi perpustakaan. Segera setelah Nila Tanzil & tamu kehormatan lainnya memotong pita di depan perpustakaan, langsung saja para anak menggandeng orang tua mereka untuk bersama-sama menjelajahi buku-buku di dalamnya. Mereka begitu bersemangat sehingga kami merasa tidak enak karena  terus meminta mereka berpose dengan buku-buku yag sudah sejak tiba sebulan lalu ingin mereka baca. “Baik Sudah, Adik. Selamat Membaca!”

Segera tiba saatnya bagi kami untuk berangkat ke peresmian perpustakaan berikutnya hari itu tetapi tidak mungkin untuk pergi tanpa mengisi perut kami terlebih dahulu dengan bertumpuk-tumpuk hidangan khas Ende yang sudah dimasak dan disajikan oleh orang tua & para guru. Satu dan dua putaran kecil  tarian Gawi kemudian menjadi hidangan pencuci mulut kami. Rasa manis yang pas untuk membungkus penerimaan hangat penuh semangat dari komunitas kecil SDK Nangakeo.

Para penari dan pelakon pertunjukan teater “Senangnya Punya Perpustakaan.” Sebelum bersandiwara, bergoyang dulu biar tidak tegang. 🙂
Nila Tanzil dan Sienna menyempatkan diri berbagi cerita dengan anak-anak SDK Nangakeo di hari pertama perpustakaan dibuka untuk siswa.
Gawi. Tarian bersama sebelum tim Taman Bacaan Pelangi berpisah dengan teman-teman SDK Nangakeo.

J.J.