SDI Boki di Kecamatan Mauponggo adalah salah satu sekolah mitra TBP di tahun 2023 ini. Ada kisah menarik dalam mewujudkan perpustakaan ramah anak di lingkungan sekolah mereka. Berikut kisah dari SDI Boki.

Di mulai dari pertama kali berkunjung di SDI Boki, teringat sekali dalam benak, seleksi pertama untuk SDI Boki dilakukan saat musim hujan di bulan Januari 2023. Banyak tantangan yang harus dilalui, dengan jalan menuju sekolah yang sulit, mulai dari terjatuh berkali-kali dari motor, kehujanan selama perjalanan, hingga tersesat dan salah jalan. Tapi untungnya salah satu guru tergerak hatinya untuk menjemput, hehe. Kejadian ini menjadi kisah awal perkenalan saya mengenal SDI Boki. Sesampainya di sekolah, saya pun melontarkan pertanyaan  kepada Kepala Sekolah.

’’Bapak apakah tidak ada jalan lain selain jalan yang tadi saya lewati?’’

 “Masuk dulu Ibu Edel, ini belum seberapa, masih ada yang lebih ekstrim dari ini, jawab Bapak Servulus, begitu Kepala Sekolah biasa disapa, disertai dengan tawa. Mendengar jawaban beliau, hati saya makin terasa deg-degan.

kondisi Perpustakaan SDI Boki sebelum bermitra dengan TBP

Hal yang menarik lagi, seleksi pertama saat itu selain dihadiri oleh semua guru serta Kepala Sekolah yang tinggal satu minggu lagi masa tugasnya di SDI Boki, hadir pula pengurus komite. Semua warga sekolah dan pengurus Komite menerima saya dengan begitu baik, senang sekali bisa berkenalan dengan orang-orang hebat ini. Sembari menikmati teh hangat dan camilan yang disediakan, kami mulai berdiskusi mengenai beberapa hal terkait data-data sekolah dan kesiapan sekolah dalam menyambut Program Perpustakaan Ramah Anak. Dari hasil diskusi yang sudah dilaksanakan, semua warga sekolah dan pengurus Komite berkomitmen untuk bekerjasama dengan TBP dalam mewujudkan perpustakaan ramah anak. Meskipun berada jauh dari pusat kota dan menilik kondisi gedung perpustakaan yang bisa dibilang membutuhkan cukup banyak biaya dalam perbaikannya, semangat mereka luar biasa.

Setelah  dua kali seleksi saya mendapat informasi dari Bapak Servulus bahwa beliau sudah pindah ke sekolah yang baru, namun sudah ada pengganti Kepala SDI Boki, Ibu Kristina. Rasanya nama itu tidak asing bagi saya. Ternyata, Mama Tin, biasa saya menyapa beliau, sebelumnya adalah guru kelas di salah satu sekolah dampingan saya di tahun 2022. Seiring berjalanya waktu, saya terus berkomunikasi dengan Mama Tin. Beliau memiliki semangat yang sama dengan kepala sekolah sebelumnya, dan berkomitmen untuk melanjutkan kerjasama yang sudah dibangun. Beberapa minggu setelah mendapat kabar bahwa sekolah ini lolos untuk bermitra dengan TBP, Mama Tin lalu membuat pertemuan dengan komite dan orang tua siswa. Pertemuan ini lebih banyak membahas tentang dana untuk renovasi perpustakaan. Ternyata biaya yang dibutuhkan cukup besar, sedangkan saat itu sekolah dan komite tidak punya dana. Hasil pertemuan itu lalu Mama Tin infokan kepada saya, dan saya membuat janji untuk berkunjung ke sekolah dalam waktu dekat, berdiskusi perihal ini.

Mama Tin, Kepala SDI Boki bersama guru memikul kusen angin – angin jendela donasi dari komite sekolah
Warga sekitar sekolah juga turut bergotong royong dalam persiapan perpustakaan ramah anak

Seminggu kemudian, saya menepati janji berkunjung ke sekolah. Saya dikejutkan dengan fakta yang menarik. Ternyata ada banyak orang baik yang bekerjasama membantu sekolah secara sukarela, mulai dari orang tua siswa sampai para pengusaha. Beberapa dari mereka menyalurkan donasi baik berupa uang maupun barang kepada sekolah. Pemilik bengkel kayu misalnya, memberikan  kusen, dimana, saya dengar cerita, beberapa orang yang mengantarnya harus memikul kayu dengan berjalan kaki dari kebun yang cukup jauh dan tidak bisa di lalui kendaraan karena medan yang cukup sulit. Saat itu saya yakin bahwa usaha mereka tidak akan mengkhianati hasil. Di sisi lain, setiap hari orang tua siswa, guru-guru, serta komite ikut serta merenovasi perpustakaan mulai dari mengecat gedung, memperbaiki plafon dan lantai, serta mengganti kusen jendela dan pintu. Para siswa juga tak mau ketinggalan untuk membantu melakukan pekerjaan-pekerjaan yang ringan seperti menyapu dan membuat taman bunga.

Dalam hal kreativitas, para Guru SDI Boki bisa diadu. Tak hanya mengajar, beberapa Guru juga punya keahlian tambahan, maka dari itu, sekolah memanfaatkan keahlian beberapa Guru tersebut untuk melukis ruangan perpustakaan. Mereka rela membagi peran, menjadi Guru di pagi hari, dan pelukis handal di sore hari untuk melukis ruangan perpustakaan. Hal ini seperti membuktikan keinginan mereka dalam mewujudkan kehadiran perpustakaan ramah anak di sekolah. Mereka berkeyakinan bahwa mereka bisa seperti sekolah lain meskipun harus berjuang dengan segala tantangan yang ada.

Tampak luar Perpustakaaan Ramah Anak SDI Boki hasil kolaborasi bersama warga sekolah

Waktu peresmian hampir dekat. Semangat kerja sama warga sekolah dan masyarakat masih tetap membara. Para Guru melatih siswa untuk menyajikan atraksi-atraksi bagi para tamu undangan saat acara nanti. Pustakawati dibantu oleh guru-guru melengkapi  administasi perpustakaan serta menyiapkan buku-buku dan fitur-fitur yang akan di pajang di perpustakaan. Orang tua dan Komite mengambil peran sebagai panitia peresmian. Menurut Mama Tin sebagai tuan rumah, mereka ingin memberikan kesan yang baik kepada semua orang yang hadir dalam peresmian nanti, apalagi Wakil Bupati Nagekeo yang akan meresmikan perpustakaan ramah anak secara langsung.

***

Saat peresmian yang dinantikan pun tiba, saya terharu melihat persiapan yang sudah mereka lakukan. Bersama dengan rombongan Wakil Bupati , Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nagekeo, DPRD, saya dan Tim TBP disambut oleh ketua adat setempat. Sesuai tradisi dan adat, dilakukan juga pengalungan selendang Nagekeo dengan diiringi tarian yang begitu meriah. Selanjutnya, penggutingan pita dilakukan oleh Wakil Bupati ditemani oleh perwakilan dua orang siswa.

Pengguntingan pita oleh Wakil Bupati Nagekeo, Bapak Marianus Waja sebagai simbol perpustakaan resmi dibuka dan difungsikan bagi masyarakat

Dalam sambutan, Wakil Bupati menyampaikan bahwa pendidikan adalah salah satu investasi penting yang akan sangat menentukan masa depan anak-anak bangsa kita, maka perpustakaan harus digunakan sebagai sarana untuk mencapai kesuksesan siswa. Sementara Kepala SDI Boki, sambil bercucuran air mata, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang dengan caranya masing-masing membantu sekolah dalam mewujudkan perpustakaan ramah anak. Kepada Pemda Nagekeo, Mama Tin bersyukur karena SDI Boki masih di perhatikaan meskipun jaraknya cukup jauh dari Ibukota. Kepada TBP juga Mama Tin merasa bahagia karena dari sekian banyak sekolah yang diseleksi, ternyata SDI Boki berkesempatan menjadi salah satu mitra dan bersyukur karena di berikan banyak buku cerita anak yang menarik untuk siswa – siswi SDI Boki. Saat itu saya ikut bahagia mendengar sambutan Mama Tin. Di akhir sambutan, Mama Tin mengucapkan terima kasih kepada para Guru SDI Boki yang hebat. Kebahagiaan terpancar dari wajah semua yang hadir. Atraksi-atraksi yang dipersembahkan oleh siswa/i membuat kemeriahan peresmian SDI Boki menjadi kenangan yang tak terlupakan. Semoga dengan kehadiran perpustakaan ini semakin meningkatan kebiasaan membaca siswa/i SDI Boki.

Demikian kisah-kisah menarik dari SDI Boki dalam perjalanannya mewujudkan perpustakaan ramah anak. Semua lini turut hadir baik secara fisik maupun material membantu prosesnya. Semoga bisa menjadi motivasi untuk kita semua. Sampai jumpa di kisah-kisah berikutnya.