“Persoalan mendasar di bidang pendidikan adalah soal baca tulis dan perpustakaan berdiri untuk membantu anak-anak, jadi mari kita tidak hanya berharap bantuan dari pihak luar saja tapi maksimalkan apa yang ada untuk dukung kegiatan perpustakaan ini” demikian sambutan Bapak Kabula Hara Endi selaku Sektrearis Desa Mondu, Kecamatan Kanatang, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur.

Suasana peresmian perpustakaan ramah anak SDN Mondu

Rabu, 10 April 2019 adalah hari peresmian perpustakaan ramah anak SDN Mondu, yang didukung oleh INOVASI dan bekerjasama dengan Taman Bacaan Pelangi (TBP). Bagi TBP sendiri, ini adalah perpustakaan ke-112 yang didukung setelah selama 10 tahun bekerja untuk literasi di kawasan Indonesia Timur. Mengapa Indonesia Timur? “ Saya ingin agar anak-anak yang tinggal di pelosok Timur Indonesia memiliki akses buku yang sama dengan kawan-kawannya karena itu adalah hak mereka” kata Ibu Nila Tanzil, founder TBP pada sebuah kesempatan meresmikan perpustakaan di Sumba.

Hasil penelitan Perpustakaan Nasional tahun 2017 menunjukkan bahwa dalam sehari rata-rata orang Indonesia membaca buku 30-59 menit (kurang dari 1 jam) dan dalam 1 tahun hanya menyelesaikan 5-9 buku dengan tingkat kegemaran membaca  masyarakat Indonesia 36,48 atau tergolomg rendah. Dimana dari presentasi ini, jumlah minat baca yang paling besar terdapat di Pulau Jawa sedangkan minat baca yang rendah berada di wilayah  timur Indonesia. Tentu saja banyak faktor penyebab rendahnya minat baca, salah satunya akses dan ketersediaan buku. TBP hadir dengan niat mulia untuk memudahkan akses buku anak-anak di Indonesia Timur.

Pengguntingan pita oleh Sekdis Pendidikan Sumba Timur, DF Inovasi dan Sekdes Mondu

Seperti kemeriahan peresmian perpustakaan di tempat lainnya, kemeriahan di SDN Mondu tidak ketinggalan. Ada 3 tarian Sumba yang sudah dipersiapkan yaitu tari Harama untuk menyambut tamu, tarian pemberian sirih pinang dan tari Hiku Kanna yang semuanya dibawakan oleh anak-anak, laki-laki dan perempuan. Identititas orang Sumba yang ramah ditunjukkan lewat tarian-tarian itu.

Mewakili Dinas Pendidikan Sumba Timur, hadir Bapak Ruben Nggulindima, S.Sos. M.Pd selaku Sekretaris yang dalam kesempatan itu menegaskan terkait pemanfaatan perpustakaan paska peremian. “Habis ini silakan manfaatkan perpustakaan dengan baik, jangan malah perpustakaan dikunci karena takut ruangannya kotor dan buku-buku hilang. Ingat, perpustakaan itu bukan tugu peringatan atau monumen saja yang hanya berdiri tegak untuk ditonton” tegas Pak Ruben.

Menurut Pak Ruben juga, pendirian dan pemanfataan perpustakaan merupakan bagian dari apa yang selama ini telah didengungkan oleh Pemerintah yaitu gotong- royong, khususnya di bidang pendidikan karena Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri membangun pendidikan. Perpustakaan SDN Mondu mendapat kesempatan baik, dimana lewat dukungan INOVASI dan TBP, sistem pengelolaanya telah diperbaiki untuk meningkatkan minat baca anak, guru bahkan masyarakat sehingga sudah semestinya semua pihak antusias memanfaatkan perpustakaan, jika tidak maka kemeriahan hari peresmian hanya sebatas formalitas saja.

Perpustakaan! Tentu kita semua punya pendapat masing-masing tentang tempat ini. Sebagian kita mungkin merasa ini adalah surga, dengan berbagai buku menarik yang kaya informasi tetapi mungkin juga bagi sebagian kita yang lain tempat ini membosankan, dengan tumpukan buku-buku tebal yang harus dibaca dan tempat yang terlalu sunyi karena kita hanya mendengar halaman buku yang dibalik dan tidak ada suara lain. Pengalaman TBP bekerja dengan sekolah-sekolah, perpustakaan umumnya dijadikan tempat penyimpanan alat peraga bahkan gudang. Padahal perpustakaan adalah tempat yang sangat penting untuk mengajak anak menggemari membaca.

Suasana perpustakaan SDN Mondu

Dalam kesempatan ini juga hadir Ibu Maria Priwardhani dari INOVASI atau yang kerap disapa Ibu Amy. Menurut Ibu Amy dalam sambutannya, INOVASI adalah program kemitraan Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia yang fokus pada literasi, numerasi dan inklusi untuk meningkatkan kemampuan baca tulis anak-anak kelas rendah. Bentuk kegiatannya, peningkatan kapasitas guru untuk membantu anak membaca dan menulis dengan lebih baik, yang juga harus didukung dengan sarana lain seperti buku. Dalam hal ini, INOVASI bekerjasama dengan TBP untuk melatih guru tentang bagaimana mengelola perpustakaan dan bagaimana melakukan kegiatan membaca di perpustakaan.

“Anak-anak tidak hanya disuruh membaca tetapi harus ada aktifitas terbimbing lainnya sehingga bisa membuat anak-anak di Sumba Timur lebih hebat. Silakan gunakan perpustakaan dan buku-buku sebesar-besarnya untuk bantu anak lancar baca tulis” kata Ibu Amy menutup sambutannya.

Wenda Radjah

April 2019